Bagi saya, variable undangan pernikahan ini salah satu item yang paling memungkinan untuk dihemat. Berapa banyak undangan pernikahan yang kita dapatkan dan ujung-ujungnya berakhir di Recycle Bin 🤣. So, saya berpikir variabel ini ga usah dipikirin banget, yang penting undangan cetak ada buat dibagi-bagi ke keluarga dan sahabat dekat. Syukur-syukur kalau ada rezeki lebih, bisa didesain dikit biar sesuai tema.
Sebetulnya akan sangat lebih efisien kalau undangan ga usah dicetak, cukup versi digital dan dikirim personal. Tapi karena budaya di Indonesia yang belum sepenuhnya digital native, undangan cetak masih dibutuhkan, khususnya untuk menghargai tamu-tamu yang penting bagi kita.
Agar menghemat budget, saya putuskan untuk bikin undangan versi soft-cover aja. Biaya cetaknya lumayan affordable, masih di kisaran Rp. 2.000-an per undangan (versi tanpa hot print) dan Rp. 3.000-an (dengan hot print). Nyetaknya di Undangan Manten gengsssss. Hasil cetakannya jernih, warna-warnanya keluar banget, dan kertasnya juga bagus. Pelayanan CS ramah dan yang paling penting adalah: tepat waktu. Proses cetak (di luar desain) makan waktu kurang lebih 10-14 hari dan ya on-time sesuai janjinya. Pengambilannya bisa dikirim via ekspedisi atau via Gojek.
Untuk desainnya, sebetulnya Undangan Manten juga bisa provide free jasa desain kok. Bahkan sempet kepikiran mau desain sendiri juga. Tapi karena saat itu sibuk ngurusin project kantor, akhirnya nge-desain undangan sendiri cuma wacana forever 😤
Desain undangan saya serahkan sama temen saya, illustrator terkece dan tersholehah: Anisa Azalia 💖 Udah dari duluuuu pengen banget digambarin sama Nisa, tapi gak pernah ada yang ngado ilustrasi gituuu (HELLO, EMANGNYA KAMU SIAPA, CINTAA??!! WKWKWK). Yaudah daripada nunggu yang ngadoin, mendingan request sendiri aja 🤪
Nisa juga open order ke pubik kok. Rate illustrasinya juga sangat affordable dengan hasil karyanya yang gemashhhhh abissss. Saking happy-nya, saya dan bebeb juga request Acrilyc Illustration buat dipajang di pintu masuk Gedung resepsi dan buat kami pajang di rumah nanti. Iya, emang segitu lucunya sih ilustrasinya. Terlafffff pokoknya 💖
Untuk souvenir pernikahan saya dibantu oleh bu Lik saya tercinta. Kebetulan Bu Lik sedang merintis usaha crafting, dan saya punya banyak sisa-sisa kain dari olshop hijab saya dulu. Daripada sisa kainnya kebuang percuma, akhirnya saya pake buat dijadiin souvenir mini-pouch yang dijahit Bu Lik dan teman-temannya di desa sana. Lumayan ngehemat budget banget, karena ga usah keluar uang untuk beli kain, tinggal provide bahan baku tambahan aja (sleting, benang jahit, kain tile) dan ongkos jahitnya yang ga mahal juga. Bonus: environmental friendly 🍃 ***
(To be continued to Part X)
Comments (2)
Faustino Demnysays:
February 25, 2019 at 8:33 amGreat info. Lucky me I discovered your blog by chance (stumbleupon).I’ve bookmarked it for later!
Leontine Woodkasays:
February 25, 2019 at 7:21 pmGreat site! I am loving it!! Will be back later to read some more. I am bookmarking your feeds also