To sum up the stories, berdasarkan pengalaman yang saya rasakan dalam mempersiapkan pernikahan, ada beberapa tips dan trick yang mungkin bisa diterapkan untuk mengefisiensikan budget:
Niatkan nikah untuk ibadah.
Proses nyiapin pernikahan itu ga ada yang mudah, sesederhana apapun prosesnya. Pasti akan ketemu sama ekspektasi yang berbeda dari pihak keluarga atau orang-orang sekeliling kita. Gak jarang dua ekspektasi yang bertolak belakang bikin kita jadi terbebani, seakan-akan kita harus bisa mengakomodir semua saran dan harapan pihak keluarga.
Apapun drama yang dihadapi, ingat bahwa goal dari pernikahan adalah ibadah. Bukan buat nyenengin orang tua, bukan juga buat gengsi-gengsian. Jangan memaksakan diri hanya untuk menyenangkan orang lain, sampe harus mengorbankan kebahagiaan diri sendiri untuk sebuah acara berdurasi setengah hari. Ke depan kebutuhan keluarga akan jauh lebih besar, selalu ingatkan diri sendiri bahwa pernikahan itu hanya step awalnya saja.
Karena diniatkan untuk ibadah, maka apapun keputusan yang kita ambil, niatkan ridho ikhlas lillahi ta’ala. Jika memang ujung-ujungnya kita harus menyenangkan orang tua atau keluarga, anggap aja itu bagian dari ibadah yang kita lakukan, selama tidak memberatkan diri kita maupun pasangan kita. Insha Allah secara psikologis kita lebih santai menghadapi masalah-masalah. Just let it go.
Stick to the budget: jangan sampai hutang.
Salah satu mentor saya yang juga berpengalaman dalam wedding organizing selama hampir 10 tahun pernah berkata, “Menikah adalah awal dari sebuah perjalanan panjang. Jangan sampai membuat awalan yang buruk dengan hutang-hutang yang membebani”.
Nikah itu acaranya gak sampe sehari, tapi hutang itu bisa membebani kita sampai kita mampu melunasinya. Kalaupun di acara pernikahan kita ada kekurangan bagi tamu, ya itu wajar, masing-masing tamu ekspektasinya beda-beda. Kalaupun mereka sampai ngomongin, berapa hari sih? Tahun depan ketemu juga udah lupa. Justru beban hutang itu akan terus ada dan menghantui kita. Gak sedikit mereka yang terjebak hutang bahkan sampai sudah punya anak.
Jadi dari awal, biasakan tegas sama budget yang sudah disusun dan disepakati. Kalaupun ada uang lebih, simpan di pos “dana tak terduga” dan jangan dihabiskan. Siapa tau ada perintilan-perintilan yang harus diselesaikan di hari H, atau masalah-masalah lainnya. Budget kita belum dikatakan aman sampai acara selesai dan semua pihak maupun vendor dibayar lunas.
Sediakan waktu yang cukup untuk riset dan persiapan.
Jika memungkinkan, spare 6-12 bulan untuk persiapan supaya bisa membuat perencanaan yang matang dan mendapatkan vendor-vendor terbaik sesuai budget. Pisahkan juga dengan tegas mana item-item yang must to have dan mana yang nice to have. Legowokan item-item yang nice to have, dan fokuskan diri untuk melengkapi item-item yang must to have. Kalau ternyata ada rezeki lebih dan item-item wajib sudah terpenuhi semua, baru bisa mempertimbangkan item-item nice to have.
Buat pengaturan sesimpel mungkin.
Pada konteks saya, vendor-vendor itu saya cari sendiri, terpisah dari paket yang biasanya sudah diprovide oleh WO atau Wedding Gallery. Sebetulnya banyak WO yang menyediakan paket-paket yang bisa menyederhanakan proses planning kita. Pastikan item-item yang diprovide itu kualitasnya sesuai ekspektasi kita, gak asal tau beres dengan paket yang disusun oleh WO.
Kebetulan setelah saya cek ricek paket-paket dari WO yang saya incar, harga paketnya cukup tinggi (kualitas per-itemnya juga bagus bagus emang). Karena ketinggian itu, saya coba cari sendiri yang kualitas serupa tapi harga lebih murah. Itu juga gapapa. Lebih ribet sih, tapi lebih puas karena kita tau masing-masing kualitasnya gimana.
Sedikit tips untuk menentukan vendor Catering, usahakan cari vendor yang udah include dekorasi, baik dekorasi area catering (termasuk area VIP) dan dekorasi area pelaminan, untuk mempermudah kontrol dan proses koordinasi. Kalaupun dekorasinya mau terpisah, usahakan pihak Catering tau sehingga mereka bisa koordinasi. Dalam beberapa case pihak Catering bahkan punya rekanan beberapa vendor dekorasi yang bisa jadi alternative bagi kliennya.
Jangan males tanya dan ceki ceki.
Gengs, vendor bodong itu ada lho. Saya Taunya dari cerita-cerita temen, IG Story mereka yang report vendor bodong, dan cerita-cerita dari vendor saya. Casenya macem-macem. Vendor dekor yang gak provide hiasan sesuai foto atau sesuai yang dijanjikan, vendor dekor yang asal-asalan, dekor yang tiba-tiba kabur di H-1 padahal techmeet masih adem ayem, vendor MUA yang kita liat di foto kinclong ternyata aslinya super medhoookkk dan gak sesuai foto juga ada. Vendor foto dan video yang di IG bagus-bagus tapi ternyata delivery-nya super lama sampir setahun lebih juga ada. Intinya, gak semua vendor yang ada di jagat raya ini amanah, gengs. Sedih ya L
Ini jadi salah satu ketakutan terbesar saya saat persiapan nikah. Gak kebayang uang tabungan yang sudah saya dan bebeb perjuangkan selama bertahun-tahun lenyap begitu saja sama vendor-vendor yang tak bertanggung jawab. Untuk menjawab ketakutan itulah, saya dan sahabat-sahabat saya yang juga plan untuk menikah di tahun 2018 sama-sama detail banget masalah vendor. Gak cukup cuma tanya sama vendornya, kita juga cari client-clientnya siapa. Kita DM satu-satu di IGnya. Kita tanyain testimoni dan pengalaman dia gimana sampe kita yakin.
Be alert for discount!
Sekali lagi sodara-sodara, hampir 90% vendor dan isi seserahan itu hasil hunting dari jauh-jauh hari dan dapet PROMO alias DISKON. Dari mulai diskon akhir tahun, diskon giveaway dadakan, diskon Lebaran, diskon 17 Agustusan, diskon vendor baru, daaan sebagainya.
Beberapa diskon itu ada yang karena kebetulan, ada juga yang emang saya niatin buat nyari. Nah berdasarkan pengamatan, pasti…PASTI…setahun sekali atau dua kali, vendor-vendor itu bakal ngadain diskon. Coba aja scroll IG atau websitenya, pasti ada momen-momen tertentu mereka ngadain giveaway. Nah kalau bisa diselidik, coba amati polanya, dan booking di saat yang tepat.
Manfaatkan jejaring teman dan keluarga.
Teman yang jago foto dan nge-MC, keluarga yang punya usaha Catering, atau siapapun yang punya rekanan sesuai dengan kualitas yang kita inginkan, itu bisa menghemat budget banget. Karena teman-teman maupun keluarga (biasanya) pada dasarnya itu happy banget bisa terlibat di proses pernikahan kita. Gak jarang mereka kasih harga ‘istimewa’ sama kita. Selama kita bisa percaya terhadap kualitasnya, pernikahan yang di-manage oleh teman dan keluarga bisa terasa lebih hangat dan membahagiakan. Make sure gak ada pihak teman atau keluarga yang terpaksa, dan sebisa mungkin tetap kita berikan treatment yang professional (baca: kagak minta digratisin).
Detail dan cerewet itu gapapa selama dibutuhkan.
Sebagai orang Indonesia sejati, kadang kita suka gak enakan kalau banyak nanya atau banyak minta. Alhasil, kita iya-iya aja sama vendor dan gak bener-bener mendetailkan service apa aja yang mereka provide. Kalau service mereka oke, alhamdulillah. Kalau ternyata kita pengennya make up natural dikasihnya make up yang bold, ya kan sedih ya. That is why lagi-lagi, komunikasi adalah koentji 🗝
Ketika koordinasi dengan MUA misalnya, setelah fitting pun saya pastikan model look yang ingin saya apply seperti apa. Hand bouquetnya kayak gimana, dan lain-lainnya. Pokoknya saya pastikan keinginan saya tersampaikan kepada pihak vendor.
Have a strong support system
In the end of the day, nyiapin nikahan itu gak ada yang gampang. Kadang-kadang di tengah jalan ada drama ini itu, entah dari keluarga, dari vendor, atau tiba-tiba kita lagi down gak jelas. Tiba-tiba ngerasa gak siap, tiba-tiba ngerasa gak excited. Perasaan campur aduk ini cuma bisa dirasakan sama mereka yang sudah ataupun dalam proses menikah 🤪
Jadi jangan sungkan bertanya atau curhat sama mereka yang sudah pernah menikah. Entah berapa blog dan story yang saya baca, berapa orang sudah menikah yang saya tanya-tanya ketika saya mempersiapkan pernikahan ini. Alhamdulillahnya lagi saya pun terbantu oleh dua sahabat saya yang sama-sama mempersiapkan untuk nikah di tahun 2018. Jadinya kita gak merasa sendiri menghadapi perjuangan ini hehehe.Yang tak kalah penting adalah internal support ke diri kita sendiri: do’a. Beneran deh, apapun bisa terjadi. Drama nikahan itu banyak surprisenya, baik yang sifatnya tantangan maupun rejeki-rejeki lainnya. Banyak-banyaklah berdo’a kepada Tuhan, curhat dan minta dilancarkan. Somehow it empowers from within, karena kita meminta kepada Yang Maha Pemberi dan Yang Maha Kuasa 🙂
Demikian curhat-curhat persiapan nikahan yang saya tulis nyicil selama 2 minggu ini. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membaca, itung-itung sebagai cara saya ‘pay it forward’ karena saya pun terbantu dan termotivasi dari baca blog-blog orang.
Good luck to everyone preparing your big day! ***
Comments (2)
ulyasays:
January 7, 2019 at 2:25 pmbaca dari part 1 sampe 10
dan ga berasa
adaaa aja jalan dimudahkann
sy juga deg2an nihh….banyak takutnya 😣😣😣😣
adminsays:
January 24, 2019 at 7:34 amwahhh ga nyangka tulisanku dibaca semuanya 🙈 terima kasih yaa…
iya bener, alhamdulillah saya banyak dikasih kemudahan di tengah jalan. Mempersiapkan pernikahan memang banyak surprisenya.
Semoga mbak juga diberi kemudahan yaa.. Bismillah 🙂