Dengan banyaknya hal-hal yang harus dipersiapkan untuk acara pernikahan (akad dan resepsi) tapi dihadapkan pada budget yang terbatas, saya dan bebeb mesti mikir keras gimana caranya kualitas bisa sesuai ekspektasi tapi masuk ke budget kami. We did this thing called research…for almost 2 years.
Yes, you heard it right!
Makanya saya kadang suka salut sama akhi-ukhti yang ta’arufan terus nikah 3 bulan kemudian. Malah ada yg sebulan. Enam bulan aja udah crazy frenzy, gak ngerti lagi yang cepet itu gimana nyiapinnya kecuali aset kita udah banyak atau keluarga siap membiayai apapun kebutuhannya.
Berhubung tabungan saya dan bebeb jadi primary resources, kita berkali-kali mikir dan cari-cari referensi vendor yang oke. Hamdallah, kebetulan saya tidak sendirian. Dua sahabat saya yang juga merencanakan untuk menikah di tahun 2018 juga memiliki kondisi serupa. Lumayan jadi ada temen sharing dan hunting vendor. Ada yang spesialis hunting ke WO pas bazaar, ada yang fokus nyari MUA hits di Instagram, ada yang khusus nyari dekor, catering, dan undangan. Prinsipnya semuanya sama-sama hunting.
Semua vendor yang cocok kita kontak satu-satu buat tanya pricelist-nya. Gak semua ngerespon cepet, ada yang baru respon beberapa hari atau minggu kemudian. Udah dapet PL pun kita masih terus nyari-nyari vendor yang kualitasnya lebih sesuai bagus lagi tapi harganya lebih cocok lagi. Proses ini gak cepet sodara-sodara, butuh kesabaran dan terus-terusan update di medsos, biar kita alert kalau ada promo 🤪
Persiapan Awal: Memilah Mana yang “Must Have” dan “Nice to Have”
Saat awal-awal hunting konsep dan vendor, saya agak kalap. Entah kalap membayangkan konsep resepsi yang aduhai, atau kalap mikirin perintilan-perintilan yang lucu-lucu sebagai pelengkap. Harapan saya saat itu adalah pake jasa WO yang all-in, dengan catering, MUA, dan elemen-elemen lainnya yang terbaik, karena saya orangnya ga suka ribet. Sayangnya, harapan itu tidak sesuai budget pemirsahhh dimana konsep yang saya dambakan memakan budget >150 juta.
Iya, ketinggian banget.
Setelah mencoba membumi dengan kondisi saya dan bebeb, saya coba memiliah hal-hal yang “penting” dan “ya gak penting-penting amat tapi okelahhh”. Hal-hal yang masuk kategori pertama itu wajib diprioritaskan dan di-lock budgetnya. Pokoknya gak boleh dikorbankan, otherwise acaranya bakalan gak memuaskan atau bahkan gagal. Setelah hal-hal yang “must to have” ini udah aman, baru kita mikirin hal-hal yang “nice to have”, tentu saja kalau budget masih memungkinkan. Dengan kata lain, kalau budget ga cukup, ya siap-siap legowo 🙂
Item-item yang masuk list “Must Have” diantaranya:
- Dokumen-dokumen yang diperlukan KUA (ini perintilan yang suka kelupaan kalau gak diniati nyiapin dari jauh-jauh hari);
- Mahar dan cincin kawin (sesuai pembicaraan bebeb dengan Ibu hahaha);
- Seserahan (sesuai kebutuhan dan gak berlebihan, yang penting kepake buat stok setahun kedepan);
- Catering sesuai jumlah tamu undangan dengan menu yang cukup;
- Gedung resepsi sesuai kapasitas (gak kegedean dan gak kekecilan) beserta kursi maupun perangkat lainnya (listrik, AC/blower, dsb);
- Busana akad dan resepsi bagi CPP, CPW, dan kedua orang tua. Kalau ada budget, ingin pake 2 konsep (akad Sunda, resepsi Modern), tapi kalau gak ada budget, pakai simple gaun putih aja udah cukup. Ga usah beli, sewa aja dari koleksi MUA. Toh ga akan dipake lagi kalau beli (unless mau disewain atau dijual lagi);
- Dekorasi area Pelaminan dan Catering (ga usah banyak bunga hidup atau props gapapa asal warnanya serasi dengan tema);
- Tenaga untuk koordinasi di lapangan (semoga bisa hire orang profesional/WO, atau paling tidak kepanitaan yang berpengalaman);
- Fotografi (kalau ga ada budget, pake jasa teman/keluarga yang bisa foto);
- Undangan (yang proper, ga usah hard cover apalagi sampe bikin paspor);
- Souvenir (ga usah mahal-mahal yang penting bisa kepake);
- Entertainment dan sound system (biar ga krik-krik, tapi yang standart 3 orang akustikan aja udah cukup);
- MC;
- Pager ayu/bagus sebagai penerima tamu.
Oya ada beberapa item kebutuhan PRA-NIKAH yang menurut saya wajibbb buat dipersiapkan:
- Vaksin HPV
- Pengajian pra-nikah
- Prenuptial agreement
Item-item yang masuk list “Nice to Have” diantaranya:
- Foto pre-wedding (kalau gak ada budget, pake stok foto berdua di nikahan temen 😂);
- Perawatan pra-nikah (pake perawatan standar sehari-hari aja tapi rutin);
- Videographer (kalau ga ada, foto aja cukup);
- Photobooth service (ga seberapa penting karena orang-orang bisa foto pake kamera sendiri).
List ini bisa berbeda-beda tiap orang, sesuai kemampuan dan kesepakatan dengan pasangan masing-masing.***
(To be continued to Part III)
Leave a Reply