Menjadi Istri Jenius Atur Keuangan Keluarga

Meskipun ‘rejeki manten anyar’ ada-ada saja, kami percaya bahwa semua harus direncanakan. Segala keputusan-keputusan hidup yang kami ambil setiap harinya, baik keputusan besar maupun kecil, tak pernah lepas dari urusan keuangan. Kami sadar besarnya dampak finansial tersebut sehingga kami berusaha selalu berhati-hati dalam mengelolanya.

Just getting started 🙂

Sebagai seorang perempuan yang diamanahkan sebagai Menteri Keuangan Keluarga, saya bercita-cita menjadi seorang istri dan ibu yang jenius mengatur sumber daya keluarga. Jenius ini bukan hanya berarti cerdas dalam merencanakan (budgeting) dan membelanjakan (spending) saja, tapi juga cerdas dalam mengelolanya sesuai kebutuhan masa kini dan masa depan (allocating). Saya ingin kelak keluarga kami mampu mendukung segala cita-cita kami dari mulai urusan pendidikan, karier , spiritual, maupun kontribusi kami kepada masyarakat.

Perencanaan Keuangan (Budgeting)

Meskipun kami sama-sama punya sumber pendapatan pribadi, untuk urusan budget saya selalu berdiskusi dengan suami. Kami percaya bahwa keuangan yang sehat itu bukan tergantung dari berapa banyaknya pemasukan kami (meskipun semakin cuan semakin bagus yaa 🤑), tapi juga dari seberapa cerdas kami mengelola pemasukan tersebut. Karena betapapun banyaknya, kalau gak diikuti dengan pengelolaan dan gaya hidup yang sesuai, ya bocor-bocor juga.

dipisah ga pake baper yaaa 😁

Setiap akhir bulan, kami membuat daftar kebutuhan yang harus kami penuhi di bulan berikutnya. Untuk urusan ini, suami saya cukup ketat mengkritisi apakah kebutuhan tersebut benar-benar kita butuhkan (needs) atau cuma sekedar keinginan saja (wants). Kami buat pos-pos sesuai daftar tersebut. Kebutuhan yang sifatnya primer seperti biaya hidup, zakat, bantu keluarga, dan keperluan bekerja selalu kami prioritaskan. Ketika ada sisa, baru kami pertimbangkan kembali apakah wants yang kami inginkan memang harus dipenuhi bulan ini atau bisa menunggu di bulan-bulan depan.

Alokasi Sumber Dana (Allocating)

Setelah membuat budget fix, langkah selanjutnya adalah mengalokasikan uang tersebut sesuai pos-posnya. Menurut ilmu yang saya dapatkan dari pakar keuangan Prita Ghozie dalam salah satu seminar yang pernah saya ikuti, idealnya kita mengalokasikan 5% untuk ZIS (Zakat, Infaq, dan Shodaqoh), 10% untuk Dana Darurat, 30% untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan/pinjaman, 15% untuk investasi dan 10% untuk gaya hidup.

Dibagi-bagi biar semua kebagian

Untuk mengatur hal ini, saya sangat terbantu sekali dengan berbagai fitur yang dimiliki oleh Jenius, sebuah inovasi perbankan digital dari BTPN. Sudah setahun lebih saya dan suami sama-sama menggunakan Jenius buat mengatur keuangan pribadi kami bahkan dari sejak kami belum menikah. Selain dari tampilan aplikasinya yang menarik dan responsif buat kami para Milennials, fitur-fiturnya juga pas banget dengan kebutuhan kami.

Ada 3 fitur keren Jenius yang saya maksimalkan buat tahap allocating: Flexi Saver, Maxi Saver, dan Dream Saver. Kurang lebih gini pengaturannya:

Masing-masing pos punya fungsi yang berbeda

1.    Flexi Saver

Flexi Saver saya gunakan untuk menyimpan sekitar 10% dana darurat bulanan beserta sisa uang bulan sebelumnya. Dana ini gak saya utak-atik meskipun sudah berganti bulan. Saya anggap ini uang jaga-jaga yang bisa dicairkan kapanpun dibutuhkan. Selain itu, Jenius memberikan bunga lebih tinggi (sekitar 5%) daripada menyimpan di saldo utama. Lebih untung kan?

2.    Maxi Saver

Ketika jumlah uang di Flexi Saver ini sudah lebih dari 10 juta rupiah, saya pindahkan 10 juta tersebut ke pos Maxi Saver. Pos ini sama fungsinya seperti deposito, yang bisa kita program untuk automatic roll-over selama waktu tertentu. Sistemnya juga gampang banget, tinggal isi berapa rupiah yang ingin kita simpan (minimal 10 juta), lalu aktivasi via apps. Statement (surat deposito) juga bisa kita dapatkan saat itu juga.

kata siapa nabung itu harus nunggu sisa dana akhir bulan?

Coba bayangkan kalau kita harus ngurus deposito ke bank. Udah harus ngeluangin waktu, ngeluarin ongkos, ngantri di CS yang gak sebentar, belum lagi bayar materai dan nungguin surat deposito kita di tanda-tangani kepala bank. Pernah saya sampe bolak-balik 2x ngurus deposito ini (sebelum kenal Jenius) gara-gara kepala banknya saat itu gak ada di tempat. Kesyeeelll.

3.    Dream Saver

Nah fitur ke-tiga adalah Dream Saver. Ini saya gunakan buat nabung hal-hal yang ingin saya dan suami capai/lakukan di kemudian hari, seperti: Liburan 😁. Gak hanya liburan, Dream Saver ini juga jadi ‘amplop’ tabungan kami buat beribadah, bahkan merencanakan mudik (biar THR-nya gak habis kepake). Buat bayar pajak tahunan juga bisa, biar ga berat ketika bayar di akhir tahun nanti. Kami juga gunakan untuk nabung beli blue-chip stocks. Kalau gak nabung dikit-dikit, mustahil bisa kebeli 🤣

fitur favoritkuuuu 💚

Suami malah pernah pake fitur Dream Saver ini buat nabung mahar pernikahan kami. Jadi bebeb tiap minggu punya target harus nyisihin uang berapa, sampe cukup untuk membeli mahar untuk saya. Inget-inget itu, kuterharu jadinya 🥰

Mengelola Pengeluaran (Spending)

Sebetulnya mengelompokkan income kita kepada pos-pos di atas itu masih terbilang tahapan yang mudah. Tahapan tersulit justru berada saat mengontrol arus keuangan (cash flow) kita biar gak “besar pasak daripada tiang”. Seringkali kita gak sadar berapa banyak uang yang kita keluarkan setiap harinya. Kita cenderung merasa ‘aman’ selagi uang masih tersisa di dompet. Inilah sebabnya kita sulit menghindar dari godaan SALE 🤪

Masalahnya adalah, saya orang yang males banget buat mencatat pengeluaran dan pendapatan setiap harinya. Berbagai macam aplikasi pencatatan sudah saya coba, tapi susah banget buat disiplin! Entah karena saya terlalu malas atau memang sedang ada kesibukan saat itu, selalu saja gak kejadian.

Banyak orang yang nyaranin saya buat pake CC (Credit Card) supaya semua belanjaan ter-record rapi setiap bulannya. Ini bisa jadi alternatif sih, tapi sebetulnya saya masih kurang sreg karena pernah punya pengalaman buruk ngurusin CC keluarga.

Akhirnya, saya coba cara lain buat menyiasatinya dan alhamdulillah it works:

1. Usahakan semua transaksi bisa cashless

Thanks to technology and marketplace, sekarang belanja online lebih mudah. Gak mesti keluar rumah dan bawa uang banyak. Kalaupun lagi pengen ke dept store untuk belanja bulanan, saya selalu pake Debit Card Jenius buat belanja perlengkapan rumah tangga. Transaksi lainnya yang belum bisa cashless saya masukin ke amplop khusus di rumah yang udah saya alokasikan untuk 1 bulan penuh.

pembagian pos-pos transaksi akan memudahkan untuk tracking cashflow kita.

Sebelum menikah pun, saya sudah mencoba metode ini dan efektif banget. Being cashless gave you more power to control your money. Apalagi semenjak pake Jenius, semua pemasukan dan pengeluaran itu tercatat rapi dalam bentuk financial statement yang bisa kita download anytime in PDF. Ga harus minta ke bank buat dapet histori keuangan kita selama 1 bulan. Bahkan lewat dari 1 bulan pun, semua lengkap tersedia.

Di akhir bulan, biasanya saya evaluasi kira-kira pengeluaran terbesar saya bulan ini ada di bagian mana. Apakah bisa ditoleransi (biasanya urusan pekerjaan) atau ternyata saya terlalu boros (biasanya pesen gofood hehe). Ini juga memudahkan saya untuk tracking dana-dana yang saya keluarkan saat nalangin urusan kantor. Jadi gampang banget buat pengajuan reimbursement, karena semua buktinya tercatat.

evaluasi keuangan akhir bulan. sepertinya ada sisa nih…. 🤑

Apalagi pengeluaran urusan pekerjaan. Karena saya bekerja di bidang digital, sering banget saya harus beli perintilan seperti update software,beli themes, icon, pictures, fonts, dll. Saya dan suami juga subscribe kelas online di Udemy dan DQLab. Kami selalu mengandalkan fitur e-Card di Jenius untuk semua transaksi online.

Selain lebih aman daripada pake kartu debit biasa, e-Card ini bisa kita top-up dan refund ke kartu debit utama, sesuai kebutuhan kita. Biasanya saya baru akan top-up ketika mau bayar-bayaran. Saya lebihin dikit takut kurang dari perkiraan. Kalau sudah bayar-bayar, sisanya saya balikin lagi ke kartu utama. Fitur ini pernah juga saya pake buat pesen pizza online sebagai pengganti CC dan ternyata bisa juga dong. Jenius kaaan?

2.    Selalu bayar semua tagihan di awal

Urusan bayar-bayar seperti listrik, pulsa, sampai bayar zakat (via Baznas), top-up saldo Gopay, OVO, maupun T-Cash (sekarang namanya LinkAja), semua tinggal bayar via aplikasi Jenius. Caranya mudah banget dan ga ada biaya-biaya tambahan. Termasuk kalau mau transfer untuk bayar sewa rumah, saya selalu pake Jenius.

Lah tapi kan nanti ada biaya tambahan dong kalau transfer beda bank?

Tenang gaes, transfer ke rekening manapun, ambil duit dari ATM manapun (selama berlogo Prima/Bersama) di Jenius itu GRATIS. Selama saldo rata-rata kita di rekening minimal Rp. 1.000.000,- kita punya jatah 5x gratis tarik tunai di ATM dan 15x transfer antarbank. Kalau saldo rata-ratanya minimal Rp. 10.000.000,- malah jatahnya lebih banyak: 25x gratis Tarik tunai di ATM dan 25x transfer antarbank.

Fasilitas gratis transfer ini kerasa banget manfaatnya ketika saya sedang berkutat dengan banyaknya project kantor sekaligus persiapan pernikahan dulu yang butuh transfer sana-sini. Setelah dihitung-hitung, saya bisa menghemat biaya transfer sampe lima ratus ribu lebih loh! Lumayan banget kan, bisa buat makan Udon berapa kali tuh 🤪

3.    Jangan lupakan urusan utang – piutang

Sering gak sih kita makan bareng teman atau keluarga, terus pas bill itu datang, pada bilang: “eh gue lupa bawa dompet nih, pake duit lu dulu ya ntar gw bayar”. Pastinya ga asing lagi dong denger ini hahaha~.

Nah kalau teman kita itu juga punya Jenius (kalau gak punya, pengaruhin supaya pake Jenius!!! 😁), kita bisa pake fitur yang namanya Split Bill. Jadi meskipun kita bayar duluan, nanti temen kita akan dapet notifikasi kalau mereka harus membayar jatah bill mereka.

nagih utang ala jaman now

Begitu juga kalau temen kita berhutang, kita bisa pake fitur Pay Me buat nagih utang mereka. Nanti mereka akan dapet notifikasi permintaan kita. Jadi gak ada tuh yang namanya sungkan-sungkanan buat nagih utang. Ga perlu ngomong, tinggal press the button! Soooo Jenius.

Saya dan bebeb suka pake fitur ini saat masa-masa pacaran dulu. Ya maklum kita kan aliran BDW alias “bayar dewe-dewe” 😂. Kalau makan di luar, ya masing-masing ngeluarin duit. Dan masing-masing akan kirim notifikasi Pay Me atau Split Bill keesokan harinya tergantung siapa yang waktu itu bayar 😁

Urusan utang – piutang ini emang kedengerannya simple, tapi kalau dihitung-hitung, bisa jadi sumber kebocoran loh. Apalagi kalau kita hobi ketemu orang. Bayangin berapa kali kita makan di luar sama temen dalam sebulan dan berapa kali kita harus nalangin mereka. Dikalikan dengan jumlah temen kita. Kalau sampe kita lupa, wah lumayan banget itu jumlahnya….

4.    Maksimalkan benefit dari promo

Sebagai emak-emak pengejar diskon, buat saya yang namanya promo ini gak boleh dilewatkan gitu aja. Saya bahkan punya list merchant-merchant apa saja yang biasanya mengadakan promo beserta waktunya. Karena sekarang sudah hidup berdua dengan suami, semua promo buy one get one itu selalu kepake. Promo ini bakalan kerasa banget setelah kita ngitung berapa rupiah kita berhemat di akhir bulan nanti.

Di Jenius sendiri, setiap hari selalu ada promo namanya EVERYYAY. Dari Monyay, Tuesyay, Wednesyay, sampe Sunyay. Pokoknya wajib banget untuk selalu update bagian ini khususnya buat moviegoers dimana tiap Rabu (Wednesyay) kita bakalan dapet extra top-up Rp. 50.000,- dan cashback biaya admin Rp. 5.000,- setiap top-up mTix minimal Rp. 250.000,-. Mayan banget kaaan?

Cara Jenius Atur Keuangan a la Bu Ochim

Bersahabat dengan Bank

Bagi sebagian orang, bank ini termasuk common enemy. Ngurus keuangan dari mulai bikin rekening, ngurus ATM ilang atau ketelen mesin, ngeprint rekening koran, bisa makan waktu dan tenaga banget. Belum lagi antrian yang gak sebentar, dan proses verifikasi yang butuh waktu. All the unnecessary hassle ini ngefek banget sama produktivitas kita.

Setelah kenal Jenius, semua urusan keuangan kami jadi gampang banget. Kami gak perlu ke bank cuma buat bikin deposito atau bahkan nyetak financial statement untuk keperluan-keperluan kami. Ketika kartu ATM saya pernah hilang pun saya gak panik. Padahal jumlahnya saat itu gak sedikit. Saya tinggal menon-aktifkan kartu dari apps, sementara transaksi masih bisa saya lakukan online.  Saya pun bisa request kartu baru dan kartu tersebut akan diproses dengan cepat oleh tim Jenius. Tanpa harus ke bank dan urus surat kehilangan ke kantor polisi.

Bagi saya dan suami, urusan keuangan ini ga boleh disepelekan. Keuangan yang sehat itu pangkal keluarga kuat. Selain pengelolaan internal kami yang harus terus dikontrol, penting bagi kami untuk bersahabat dengan bank yang kami “titipi” uang kami.

Selain itu, Jenius yang punya motto “Bank Reinvented” ini punya keunggulan yang menurut saya gak dimiliki perbankan lain yaitu: Jenius Co.Create. Setelah menjadi member, saya jadi tau bahwa semua produk Jenius itu sendiri adalah hasil kokreasi para digital savvy melalui tahap ideation hingga pengujian selama 18 bulan.

Kita juga bisa ikut serta buat kasih masukan produk apa yang harus dibuat untuk menjawab kebutuhan pelanggan di masa depan (co-create). Sebagai bentuk komitmen terhadap inovasi berkelanjutan, Jenius sering banget ngadain workshop, conference, kompetisi, hingga hackathon. Semua ini dilakukan supaya produk-produk Jenius ke depan semakin mampu menjawab kebutuhan kita semua. Aaahh makin sukaaa ❤️.

Begitulah cara saya mengelola keuangan kami. Sederhana dan no drama. Thanks to Jenius, saya bisa belajar menjadi istri yang jenius mengelola keuangan!

Ada yang punya pengalaman atau inspirasi juga? Boleh yuk kita ngobrol-ngobrol berfaedah di kolom komentar. Semoga bermanfaat yaa 😊 ***


Cinta Maulida

An INFJ navigating the world one deep thought at a time. Career Coach by day, tea connoisseur by choice. When I’m not devouring books or bingeing drama series, you’ll find me running, doing yoga, or lifting weights. Currently pursuing MBA, balancing life as a wife and home chef with a dash of curiosity.

Comments (27)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *