Meskipun ‘rejeki manten anyar’ ada-ada saja, kami percaya bahwa semua harus direncanakan. Segala keputusan-keputusan hidup yang kami ambil setiap harinya, baik keputusan besar maupun kecil, tak pernah lepas dari urusan keuangan. Kami sadar besarnya dampak finansial tersebut sehingga kami berusaha selalu berhati-hati dalam mengelolanya.
Sebagai seorang perempuan yang diamanahkan sebagai Menteri Keuangan Keluarga, saya bercita-cita menjadi seorang istri dan ibu yang jenius mengatur sumber daya keluarga. Jenius ini bukan hanya berarti cerdas dalam merencanakan (budgeting) dan membelanjakan (spending) saja, tapi juga cerdas dalam mengelolanya sesuai kebutuhan masa kini dan masa depan (allocating). Saya ingin kelak keluarga kami mampu mendukung segala cita-cita kami dari mulai urusan pendidikan, karier , spiritual, maupun kontribusi kami kepada masyarakat.
Perencanaan Keuangan (Budgeting)
Meskipun kami sama-sama punya sumber pendapatan pribadi, untuk urusan budget saya selalu berdiskusi dengan suami. Kami percaya bahwa keuangan yang sehat itu bukan tergantung dari berapa banyaknya pemasukan kami (meskipun semakin cuan semakin bagus yaa 🤑), tapi juga dari seberapa cerdas kami mengelola pemasukan tersebut. Karena betapapun banyaknya, kalau gak diikuti dengan pengelolaan dan gaya hidup yang sesuai, ya bocor-bocor juga.
Setiap akhir bulan, kami membuat daftar kebutuhan yang harus kami penuhi di bulan berikutnya. Untuk urusan ini, suami saya cukup ketat mengkritisi apakah kebutuhan tersebut benar-benar kita butuhkan (needs) atau cuma sekedar keinginan saja (wants). Kami buat pos-pos sesuai daftar tersebut. Kebutuhan yang sifatnya primer seperti biaya hidup, zakat, bantu keluarga, dan keperluan bekerja selalu kami prioritaskan. Ketika ada sisa, baru kami pertimbangkan kembali apakah wants yang kami inginkan memang harus dipenuhi bulan ini atau bisa menunggu di bulan-bulan depan.
Alokasi Sumber Dana (Allocating)
Setelah membuat budget fix, langkah selanjutnya adalah mengalokasikan uang tersebut sesuai pos-posnya. Menurut ilmu yang saya dapatkan dari pakar keuangan Prita Ghozie dalam salah satu seminar yang pernah saya ikuti, idealnya kita mengalokasikan 5% untuk ZIS (Zakat, Infaq, dan Shodaqoh), 10% untuk Dana Darurat, 30% untuk biaya hidup, 30% untuk cicilan/pinjaman, 15% untuk investasi dan 10% untuk gaya hidup.
Untuk mengatur hal ini, saya sangat terbantu sekali dengan berbagai fitur yang dimiliki oleh Jenius, sebuah inovasi perbankan digital dari BTPN. Sudah setahun lebih saya dan suami sama-sama menggunakan Jenius buat mengatur keuangan pribadi kami bahkan dari sejak kami belum menikah. Selain dari tampilan aplikasinya yang menarik dan responsif buat kami para Milennials, fitur-fiturnya juga pas banget dengan kebutuhan kami.
Ada 3 fitur keren Jenius yang saya maksimalkan buat tahap allocating: Flexi Saver, Maxi Saver, dan Dream Saver. Kurang lebih gini pengaturannya:
1. Flexi Saver
Flexi Saver saya gunakan untuk menyimpan sekitar 10% dana darurat bulanan beserta sisa uang bulan sebelumnya. Dana ini gak saya utak-atik meskipun sudah berganti bulan. Saya anggap ini uang jaga-jaga yang bisa dicairkan kapanpun dibutuhkan. Selain itu, Jenius memberikan bunga lebih tinggi (sekitar 5%) daripada menyimpan di saldo utama. Lebih untung kan?
2. Maxi Saver
Ketika jumlah uang di Flexi Saver ini sudah lebih dari 10 juta rupiah, saya pindahkan 10 juta tersebut ke pos Maxi Saver. Pos ini sama fungsinya seperti deposito, yang bisa kita program untuk automatic roll-over selama waktu tertentu. Sistemnya juga gampang banget, tinggal isi berapa rupiah yang ingin kita simpan (minimal 10 juta), lalu aktivasi via apps. Statement (surat deposito) juga bisa kita dapatkan saat itu juga.
Coba bayangkan kalau kita harus ngurus deposito ke bank. Udah harus ngeluangin waktu, ngeluarin ongkos, ngantri di CS yang gak sebentar, belum lagi bayar materai dan nungguin surat deposito kita di tanda-tangani kepala bank. Pernah saya sampe bolak-balik 2x ngurus deposito ini (sebelum kenal Jenius) gara-gara kepala banknya saat itu gak ada di tempat. Kesyeeelll.
3. Dream Saver
Nah fitur ke-tiga adalah Dream Saver. Ini saya gunakan buat nabung hal-hal yang ingin saya dan suami capai/lakukan di kemudian hari, seperti: Liburan 😁. Gak hanya liburan, Dream Saver ini juga jadi ‘amplop’ tabungan kami buat beribadah, bahkan merencanakan mudik (biar THR-nya gak habis kepake). Buat bayar pajak tahunan juga bisa, biar ga berat ketika bayar di akhir tahun nanti. Kami juga gunakan untuk nabung beli blue-chip stocks. Kalau gak nabung dikit-dikit, mustahil bisa kebeli 🤣
Suami malah pernah pake fitur Dream Saver ini buat nabung mahar pernikahan kami. Jadi bebeb tiap minggu punya target harus nyisihin uang berapa, sampe cukup untuk membeli mahar untuk saya. Inget-inget itu, kuterharu jadinya 🥰
Mengelola Pengeluaran (Spending)
Sebetulnya mengelompokkan income kita kepada pos-pos di atas itu masih terbilang tahapan yang mudah. Tahapan tersulit justru berada saat mengontrol arus keuangan (cash flow) kita biar gak “besar pasak daripada tiang”. Seringkali kita gak sadar berapa banyak uang yang kita keluarkan setiap harinya. Kita cenderung merasa ‘aman’ selagi uang masih tersisa di dompet. Inilah sebabnya kita sulit menghindar dari godaan SALE 🤪
Masalahnya adalah, saya orang yang males banget buat mencatat pengeluaran dan pendapatan setiap harinya. Berbagai macam aplikasi pencatatan sudah saya coba, tapi susah banget buat disiplin! Entah karena saya terlalu malas atau memang sedang ada kesibukan saat itu, selalu saja gak kejadian.
Banyak orang yang nyaranin saya buat pake CC (Credit Card) supaya semua belanjaan ter-record rapi setiap bulannya. Ini bisa jadi alternatif sih, tapi sebetulnya saya masih kurang sreg karena pernah punya pengalaman buruk ngurusin CC keluarga.
Akhirnya, saya coba cara lain buat menyiasatinya dan alhamdulillah it works:
1. Usahakan semua transaksi bisa cashless
Thanks to technology and marketplace, sekarang belanja online lebih mudah. Gak mesti keluar rumah dan bawa uang banyak. Kalaupun lagi pengen ke dept store untuk belanja bulanan, saya selalu pake Debit Card Jenius buat belanja perlengkapan rumah tangga. Transaksi lainnya yang belum bisa cashless saya masukin ke amplop khusus di rumah yang udah saya alokasikan untuk 1 bulan penuh.
Sebelum menikah pun, saya sudah mencoba metode ini dan efektif banget. Being cashless gave you more power to control your money. Apalagi semenjak pake Jenius, semua pemasukan dan pengeluaran itu tercatat rapi dalam bentuk financial statement yang bisa kita download anytime in PDF. Ga harus minta ke bank buat dapet histori keuangan kita selama 1 bulan. Bahkan lewat dari 1 bulan pun, semua lengkap tersedia.
Di akhir bulan, biasanya saya evaluasi kira-kira pengeluaran terbesar saya bulan ini ada di bagian mana. Apakah bisa ditoleransi (biasanya urusan pekerjaan) atau ternyata saya terlalu boros (biasanya pesen gofood hehe). Ini juga memudahkan saya untuk tracking dana-dana yang saya keluarkan saat nalangin urusan kantor. Jadi gampang banget buat pengajuan reimbursement, karena semua buktinya tercatat.
Apalagi pengeluaran urusan pekerjaan. Karena saya bekerja di bidang digital, sering banget saya harus beli perintilan seperti update software,beli themes, icon, pictures, fonts, dll. Saya dan suami juga subscribe kelas online di Udemy dan DQLab. Kami selalu mengandalkan fitur e-Card di Jenius untuk semua transaksi online.
Selain lebih aman daripada pake kartu debit biasa, e-Card ini bisa kita top-up dan refund ke kartu debit utama, sesuai kebutuhan kita. Biasanya saya baru akan top-up ketika mau bayar-bayaran. Saya lebihin dikit takut kurang dari perkiraan. Kalau sudah bayar-bayar, sisanya saya balikin lagi ke kartu utama. Fitur ini pernah juga saya pake buat pesen pizza online sebagai pengganti CC dan ternyata bisa juga dong. Jenius kaaan?
2. Selalu bayar semua tagihan di awal
Urusan bayar-bayar seperti listrik, pulsa, sampai bayar zakat (via Baznas), top-up saldo Gopay, OVO, maupun T-Cash (sekarang namanya LinkAja), semua tinggal bayar via aplikasi Jenius. Caranya mudah banget dan ga ada biaya-biaya tambahan. Termasuk kalau mau transfer untuk bayar sewa rumah, saya selalu pake Jenius.
Lah tapi kan nanti ada biaya tambahan dong kalau transfer beda bank?
Tenang gaes, transfer ke rekening manapun, ambil duit dari ATM manapun (selama berlogo Prima/Bersama) di Jenius itu GRATIS. Selama saldo rata-rata kita di rekening minimal Rp. 1.000.000,- kita punya jatah 5x gratis tarik tunai di ATM dan 15x transfer antarbank. Kalau saldo rata-ratanya minimal Rp. 10.000.000,- malah jatahnya lebih banyak: 25x gratis Tarik tunai di ATM dan 25x transfer antarbank.
Fasilitas gratis transfer ini kerasa banget manfaatnya ketika saya sedang berkutat dengan banyaknya project kantor sekaligus persiapan pernikahan dulu yang butuh transfer sana-sini. Setelah dihitung-hitung, saya bisa menghemat biaya transfer sampe lima ratus ribu lebih loh! Lumayan banget kan, bisa buat makan Udon berapa kali tuh 🤪
3. Jangan lupakan urusan utang – piutang
Sering gak sih kita makan bareng teman atau keluarga, terus pas bill itu datang, pada bilang: “eh gue lupa bawa dompet nih, pake duit lu dulu ya ntar gw bayar”. Pastinya ga asing lagi dong denger ini hahaha~.
Nah kalau teman kita itu juga punya Jenius (kalau gak punya, pengaruhin supaya pake Jenius!!! 😁), kita bisa pake fitur yang namanya Split Bill. Jadi meskipun kita bayar duluan, nanti temen kita akan dapet notifikasi kalau mereka harus membayar jatah bill mereka.
Begitu juga kalau temen kita berhutang, kita bisa pake fitur Pay Me buat nagih utang mereka. Nanti mereka akan dapet notifikasi permintaan kita. Jadi gak ada tuh yang namanya sungkan-sungkanan buat nagih utang. Ga perlu ngomong, tinggal press the button! Soooo Jenius.
Saya dan bebeb suka pake fitur ini saat masa-masa pacaran dulu. Ya maklum kita kan aliran BDW alias “bayar dewe-dewe” 😂. Kalau makan di luar, ya masing-masing ngeluarin duit. Dan masing-masing akan kirim notifikasi Pay Me atau Split Bill keesokan harinya tergantung siapa yang waktu itu bayar 😁
Urusan utang – piutang ini emang kedengerannya simple, tapi kalau dihitung-hitung, bisa jadi sumber kebocoran loh. Apalagi kalau kita hobi ketemu orang. Bayangin berapa kali kita makan di luar sama temen dalam sebulan dan berapa kali kita harus nalangin mereka. Dikalikan dengan jumlah temen kita. Kalau sampe kita lupa, wah lumayan banget itu jumlahnya….
4. Maksimalkan benefit dari promo
Sebagai emak-emak pengejar diskon, buat saya yang namanya promo ini gak boleh dilewatkan gitu aja. Saya bahkan punya list merchant-merchant apa saja yang biasanya mengadakan promo beserta waktunya. Karena sekarang sudah hidup berdua dengan suami, semua promo buy one get one itu selalu kepake. Promo ini bakalan kerasa banget setelah kita ngitung berapa rupiah kita berhemat di akhir bulan nanti.
Di Jenius sendiri, setiap hari selalu ada promo namanya EVERYYAY. Dari Monyay, Tuesyay, Wednesyay, sampe Sunyay. Pokoknya wajib banget untuk selalu update bagian ini khususnya buat moviegoers dimana tiap Rabu (Wednesyay) kita bakalan dapet extra top-up Rp. 50.000,- dan cashback biaya admin Rp. 5.000,- setiap top-up mTix minimal Rp. 250.000,-. Mayan banget kaaan?
Bersahabat dengan Bank
Bagi sebagian orang, bank ini termasuk common enemy. Ngurus keuangan dari mulai bikin rekening, ngurus ATM ilang atau ketelen mesin, ngeprint rekening koran, bisa makan waktu dan tenaga banget. Belum lagi antrian yang gak sebentar, dan proses verifikasi yang butuh waktu. All the unnecessary hassle ini ngefek banget sama produktivitas kita.
Setelah kenal Jenius, semua urusan keuangan kami jadi gampang banget. Kami gak perlu ke bank cuma buat bikin deposito atau bahkan nyetak financial statement untuk keperluan-keperluan kami. Ketika kartu ATM saya pernah hilang pun saya gak panik. Padahal jumlahnya saat itu gak sedikit. Saya tinggal menon-aktifkan kartu dari apps, sementara transaksi masih bisa saya lakukan online. Saya pun bisa request kartu baru dan kartu tersebut akan diproses dengan cepat oleh tim Jenius. Tanpa harus ke bank dan urus surat kehilangan ke kantor polisi.
Bagi saya dan suami, urusan keuangan ini ga boleh disepelekan. Keuangan yang sehat itu pangkal keluarga kuat. Selain pengelolaan internal kami yang harus terus dikontrol, penting bagi kami untuk bersahabat dengan bank yang kami “titipi” uang kami.
Selain itu, Jenius yang punya motto “Bank Reinvented” ini punya keunggulan yang menurut saya gak dimiliki perbankan lain yaitu: Jenius Co.Create. Setelah menjadi member, saya jadi tau bahwa semua produk Jenius itu sendiri adalah hasil kokreasi para digital savvy melalui tahap ideation hingga pengujian selama 18 bulan.
Kita juga bisa ikut serta buat kasih masukan produk apa yang harus dibuat untuk menjawab kebutuhan pelanggan di masa depan (co-create). Sebagai bentuk komitmen terhadap inovasi berkelanjutan, Jenius sering banget ngadain workshop, conference, kompetisi, hingga hackathon. Semua ini dilakukan supaya produk-produk Jenius ke depan semakin mampu menjawab kebutuhan kita semua. Aaahh makin sukaaa ❤️.
Begitulah cara saya mengelola keuangan kami. Sederhana dan no drama. Thanks to Jenius, saya bisa belajar menjadi istri yang jenius mengelola keuangan!
Ada yang punya pengalaman atau inspirasi juga? Boleh yuk kita ngobrol-ngobrol berfaedah di kolom komentar. Semoga bermanfaat yaa 😊 ***
Comments (27)
Annisasays:
March 7, 2019 at 6:57 amJadi iatei emang harus jenius dan cerdas ya. Karena gimana2 juga semuanya berawal dari rumah, dari keluarga. Btw, aku juga pake jenius dong. Mau jalan-jalan nabung dulu pake flexi atau maxi saver biar ga ngabisin duit pake anggaran lain. Hehehe.
Cintasays:
March 8, 2019 at 6:59 amNah bener itu biar ga pake anggaran lain poinnya. Kadang kalau pengen beli ini itu atau pengen liburan suka ngorbanin budget yg lain malah ga sehat jadinya. Semenjak nabung pake Dream Saver jadi ngefek banget dan gak kerasa berat krn nabungnya dikit-dikit.
nanangsays:
March 7, 2019 at 12:01 pmamazing… trimakasih atas Share perencanaan dan pengalamanya kakak 😀
Cintasays:
March 8, 2019 at 7:00 amSama-sama mas, semoga membantu 🙏🏻
Thessasays:
March 9, 2019 at 3:09 pmSetuju, paling susah kalau udah masuk pengaturan cashflow nya.. hehehe.
Cintasays:
March 11, 2019 at 5:18 amiyaa betull. udah diatur segimanapun juga pas di awal bulan suka gampang tergoda yhaa..apalagi ini ada BBWB bulan ini ya Allohhhh…
Jane Reggieviasays:
March 12, 2019 at 2:58 amAku tuh cukup tertarik lho dengan Jenius ini. Waktu itu sempet dikasih lihat fiturnya Jenius oleh teman, aku suka sistem yang mereka pakai dan mengajak kita untuk menabung dan nggak memakai uang dengan berlebihan. Thank youu sharing-nya, Mba! Betul banget soal “keuangan sehat pangkal keluarga kuat” 😀
Cintasays:
March 14, 2019 at 5:38 amSama-sama mbaa 🙂 Emang bagus sih Jenius ini. Mereka cukup cepat merespon kebutuhan generasi Millennial dan bikin urusan perbankan jadi ga ribet.
ursula meta rosarinisays:
March 12, 2019 at 10:13 amWahh makasih banyak buat trik2nya mbak, aku juga belum genap 3 bulan berkeluarga nih, masih belajar bgt yg namanya atur keuangan hehehe
Cintasays:
March 14, 2019 at 5:39 amwahh kita samaan. Tos dulu mbaaa 😀
Budionosays:
March 14, 2019 at 8:45 amMakasih kak atas sharing pengalamannya. Lumayan nih buat penghematan dari biaya transfer hehe…
Maklum masih mahasiswa. Btw, selama menjadi pengantin baru ya, Semoga sukses dunia akherat… Amin
Mas Budisays:
March 14, 2019 at 8:48 amMakasih kak atas sharing pengalammannya yang sangat bermanfaat. Lumayan nih pake Jenius bisa hemat biaya transfer. Terutama bagi saya yang masih mahasiswa. Eh, btw selamat ya atas pernikahannya. Semoga langgeng dan sukses dunia akherat… Amin…
Cintasays:
March 15, 2019 at 8:45 amAaamiin yaa Rabbal ‘alamiin, terima kasih do’anya mas 🙏🏻
Ewafebrisays:
March 14, 2019 at 11:44 amSelama belajar Budgetting, saya harus banyak menahan diri pada bagian lifestyle, yang kadang angkanya mencuat lebih dari 30% 🤭🤭🤭🤭, ini yang bikin tekor ke sohor. Meski telat, alhamdulilah saya pernah belajar budgetting. Jadi sekarang hidup gak ngendelin utang di akhir bulan. 🤣🤣🤣🤣
Cintasays:
March 15, 2019 at 8:46 amHehehe iya mbaa bener. Meskipun penghasilan nambah si bagian lifestyle ikut-ikutan nambah juga (colek semua olshoppp) 🤪
El Rizkysays:
March 15, 2019 at 3:39 pmMakasih teh sudah sharing pengalaman nya. Memberikan referensi yg bagus untuk masalah keuangan. Ditunggu untuk sharing ide ide berikutnya
Cintasays:
May 24, 2019 at 6:23 amSama-samaa… insya Allah semoga ke depan bisa sharing lebih banyak yaa (tandanya aku harus belajar lebih banyak juga hehehe) 😁
kotanopan. comsays:
March 17, 2019 at 4:31 amSepertinya fitur paymenya layak dicoba, klo maunagih hutang tinggal pencet tombol aja. Hahaha
Cintasays:
May 24, 2019 at 6:27 amIyaaa jadi gak sungkanan kalau nagih hutang kan.
ditasays:
March 17, 2019 at 11:07 pmyang saya suka dari jenius ini ada e-card. penting banget buat saya yang nggak punya kartu kredit.
selain itu ada fitur yang memudahkan kita buat top up ojek online dan visa paywave.
3 fitur ini yang selalu saya gunakan dan bikin suka sama jenius. hehehe
Cintasays:
May 24, 2019 at 6:31 amIya banget. CC jadi ga kepake sama sekali gegara e-Card ini. Reportnya juga mudah diakses. Mau beli perintilan digital jadi gampang banget. Oya sama top-up OVO atau Gopay juga tinggal klik ya. Ga harus transfer-transferan dan bebas biaya (15-25x) yeaayyy
Dudukpalingdepansays:
March 20, 2019 at 4:25 amSaya kemarin sudah register di aplikasi jenius, sayangnya untuk konfirmasi langsung paling dekat adanya di kota Jambi. Sedangkan ke kota itu butuh waktu 5 jam. Padahal saya suka fitur-fiturnya.
Cintasays:
May 24, 2019 at 6:34 amWah iya juga ya kalau di daerah-daerah itu agak effort juga kalau mau konfirmasi langsung. Eh tapi sekarang itu kalau ga salah bisa pake video call deh mba (emang ini fitur baru rilis April 2019). Mungkin bisa dicoba mba: https://www.jenius.com/highlight/detail/aktivasi-jenius-semudah-video-call-dengan-teman
Maulavidasays:
April 6, 2019 at 1:04 amSaya suka bgt tulisan kaka. Selain mbuka wawasan baru sya dlm mngatur keuangan, cara penyampaian nya sangat ringan dan fresh sekali. Buat saya yg msh mahasiswa bgini penting batt nih…tau ttg ini. Ada hal2 baru yg blm sempat terpetakan dlm mmanajmen keuangan sya temukan di artikel ini. Thank you so muachhh….
Cintasays:
May 24, 2019 at 6:39 amWaaahh terima kasih apresiasinya!
Aku jadi semangat nih pengen nulis tentang keuangan lagi 💚
Tunggu yaa..
Nurul Sufitrisays:
January 5, 2020 at 7:44 amAdanya aplikasi Jenius jadi bikin kita labih oke mengelola keuangan ya mbak. Apalagi sebagai manajer keruangan rumah tangga duuuh jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang hehehe. AKu paling sulit urusan dana darurat, suka adaaa aja yang terpakai ini-itu. Eh jauh2 deh dari big sale wkwkwkwkw 😀
ปั๊มไลค์says:
June 7, 2020 at 8:48 pmLike!! Great article post.Really thank you! Really Cool.