When East Meet West (Part IV) – Persiapan Menjelang Hari H

Berkas-berkas untuk ke KUA

Nah ini nih yang sering kali dilupakan di tengah keriweuhan nyiapin acara. BERKAS untuk urus Surat Nikah!

Serius gengs, meskipun sepele dan kerjaannya gampang, tapi suka lupa gitu. Misal: formulir yang mesti diisi dan diproses ke RT, RW dan kelurahan. Jumlah foto yang mesti disetor. Apalagi saya dan bebeb kan lintas kota lintas provinsi, jadi mesti ada surat pengantar juga. Akhirnya sempet bolak-balik juga ngurusin ini.

Berkas ini mesti banget ready paling engga 3-4 minggu sebelum acara supaya teman-teman bisa dijadwalkan penghulu sesuai request. Kebetulan saya nikah di bulan-bulan musimnya orang nikah, jadi bapak penghulu ini sibuk sekali. Dalam 1 kecamatan yang acara akad nikahnya bukan cuma saya doang.

Tips: biar gak lupa, usahakan konsultasi masalah berkas dengan WO maupun keluarga ya. Biasanya di tengah kesibukan kita gampang sekali miss, apalagi urusan meticulous gini. Kalau ada WO atau keluarga yang terlibat, biasanya ada yang mengingatkan.

Mahar dan cincin kawin

Bagian ini menjadi bagian wajib sesuai syariat agama Islam. Bebeb menyiapkan ini cukup lama, alias nyicil duitnya sebelum hari “H”. Cincin kawin kami pesan custom H-90 hari (udah kayak pesen tiket kereta aja 😁). Pesennya di Flamenta Jewelry. Jenis logamnya macem-macem, dari perak, palladium, sampe emas berlian ada lengkap. Proses bikinnya sebentar sih, sekitar 2 mingguan. Masalah harga relatif ya, dan dinamis juga ngikutin harga logam. Tapi berdasarkan survey keliling-keliling area Cikini Gold Center, Flamenta ini termasuk yang harganya paling murah.

Gaya template setelah akad 😁. Photo by Athaya Stories.

Untuk mahar, bebeb memutuskan buat ngasih LM instead of cash atau perhiasan. Lebih karena saya gak suka pake perhiasan, jadi kalaupun dikasih gak akan dipake juga 🤪 Kalaupun disimpen, bingung juga nyimpen dimana karena saya hobi ngilangin barang 😣 Sebenernya kita sempet consider mahar uang aja yang simpel, atau dibuat pake mata uang asing misalnya, biar lucu-lucu gimanaaa gitu. Tapi pilihan jatuh sama LM karena lebih ringkas dan mudah buat dijual lagi (itung-itung nabung yhaaa).

Tips: meskipun pembuatan cincin kawin 2 minggu, saya dan bebeb nyiapin dari jauh-jauh hari. Hamdallah, ternyata ini nolong banget. Pas udah jadi, cincin bebeb ternyata kekecilan dan agak susah masuk ke jarinya. Kita putusin buat resize, dimana waktunya sekitar 1 mingguan. Bersyukur saat itu masih 3 minggu menjelang pernikahan, jadi kita gak keburu-buru.

Oya saya juga dapet tips dari cerita-cerita ownernya. Katanya ada beberapa CPW yang ganti model cincin setelah cincin itu jadi, sebabnya karena orang tua/calon mertua gak setuju dengan pilihan CPP dan CPWnya 😥 Syedih yahhh…………tapi begitulah realita. Kalau memang keluarga tipikal yang mesti ikut ‘nimbrung’ sampe di keputusan mahar/cincin kawin, usahakan mereka ikut saat kalian hunting toko emas/pesan cincin dan perhiasannya ya. Biar kalau debat, bisa debat sekalian di TKP, daripada nangis di akhir disuruh ganti ☹️

Seserahan/Hantaran

Seserahan, atau biasa orang sebut juga dengan hantaran, adalah seperangkat peralatan yang diberikan oleh CPP kepada CPW sebagai simbol bahwa pria tersebut mampu menafkahi CPW lahir batin. Mempersiapkan seserahan ini jadi part yang cukup seru buat saya soalnya kita bisa request barang-barang apa aja yang kita butuhkan tanpa harus keluar duit karena dibayarin bebeb 🤪

Isi seserahan bervariasi, ga ada patokan sebenernya. Ada beberapa adat istiadat tertentu memang, seperti adat Jawa yang wajib menyertakan kue lapis, jenang, atau kue-kue lengket lainnya supaya hubungan rumah tangganya awet dan lengket hehehe. Saya golongan yang biasa-biasa aja, ga ngikut adat sana sini sih..yang penting isi seserahan itu ada makna dan filosofisnya (dan pasti bakalan kepake).

Biasanya, seserahan terdiri dari:

  1. Alat sholat dan Al-Qur’an: sebagai simbol bahwa hubungan rumah tangga harus dilandaskan atas ajaran agama, untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
  2. Pakaian dan aksesoris wanita: ini isinya 1 atau lebih stel busana (atasan, bawahan, outer, hijab), dan tas. Secara filosofis, pakaian itu mengandung makna bahwa pasangan mampu menjaga rahasia rumah tangganya dengan baik.
  3. Alat make up dan skin-care: ini isinya macem-macem, tapi generally barang-barang yang pasti bakalan kepake berdasarkan pengalaman, bukan pengen-pengenan. Maknanya berarti bahwa sang istri harus senantiasa menjaga penampilan yang baik di depan suami ihiiirr 😚..
  4. Handuk, toiletries, dan undies: secara makna sebetulnya masih sama seperti seserahan pakaian. Sebagai simbol perawatan diri. Isinya juga standar aja sih: handuk (saya pesen custom sepasang sama bebeb di Towel Boss), sabun, shampoo, conditioner, hair tonic (thank you Body Shop for great Autumn Sale!), dan undies baru (ga lucu kan pake yang kondor 🤣🤣🤣🤭). Khusus buat ‘undies’ ini sengaja gak saya display di seserahan box, geli-geli gimana gitu liatnya.. (meskipun ini bisa diakalin sama tukang hias box sebetulnya).
  5. Sepatu: sebagai simbol bahwa kedua mempelai akan mengarahkan kepada tujuan yang sama dan berjalan seirama dalam berumah tangga.
  6. Sembako dan buah-buahan: sebagai simbol bahwa pihak pria mampu memberikan kesejahteraan bagi wanita. Kalau konteks saya buah-buahan aja udah cukup karena kalau bawa sembako kasian yang bawain keberatan.
  7. Others, seperti buku, alat musik, gadget, dll: ini bisa di-custom masing-masing sih, sesuai kebutuhan dan makna yang ingin disampaikan.

Oiya buat nyiapin seserahan ini masing-masing pasangan itu beda-beda. Ada yang menyerahkan pihak CPP buat beliin sendiri, ada juga yang beli bareng sama camernya. Kalau saya, bebeb yang transfer saya yang beli 🤪Karena seserahan ini akan dibawa ke kota saya, kasian kalau bebeb yang harus beli terus dikirim, ongkirnya mehong sis!

Belum lagi bebeb ngedosen full dari Senin sampe Sabtu. Ga tega adinda kalau bebeb harus keliling-keliling emoll buat beli seserahan tiap Minggu. Belum lagi alat-alat tempur cewek kan macem-macem yah, kan dagelan kalau kita request beauty blender malah dibeliin blender m*yako wkwkwk. Intinya adalah, kalau kita sendiri yang beli dan menentukan, kita bisa make sure apa yang kita beli adalah apa yang kita butuhkan.

Tips: masalah persiapan seserahan ini aslinya seru dan harusnya gak jadi beban pikiran. Tapi mesti ati-ati juga jangan sampe kalap belanja ⚠️ Caranya:

1. Sepakati budget di awal dengan calon suami.

Yes, ini penting! Tidak semua pria (atau juga mungkin wanita) ngerti kalau total harga skin-care dan make-up bisa jutaan, tergantung kebutuhan kulit dan brand yang kita pake. Beberapa teman saya bahkan ada yang sekali beli skincare bisa 5 juta (belum sama perawatan yah) karena kulitnya sangat sangat sensitif dan gak bisa beli sembarang product drugstore. Kudu di make sure kalau si bebeb oke dengan hal ini.

Supaya gak berantem, saya bikin list di Excel barang-barang apa saja yang saya butuhkan berikut brand, jenis yang dipake, dan harganya. List ini saya kasih ke bebeb buat dievaluasi satu satu. Alhamdulillah bebeb gak protes, palingan cuma tanya kenapa pake brand ini kenapa yang harga segini. Yang penting alasannya jelas tersampaikan.

2. Beli barang-barang yang jelas bakalan kepake.

Nah ini nih RACUNNN para wanita. Kalau udah liat brand new item, lipstick jenis baru lah, atau sale brand-brand tertentu udah kayak pengen coba dan beli semuanya tapi ujung-ujungnya kalau gak cocok ya gak kepake. Kalau gak kepake kan sayang kalau kebuang, mana belinya juga mahal. Saya tipikal yang males buat jualin lagi atau kasih ke orang (kadang ga mesti cocok juga), jadi saya punya patokan keras kalau udah cocok sama satu produk, gak akan ngelirik produk lainnya kecuali dapet freebies ehehehe.

Kebanyakan isi seserahan saya sama seperti produk yang saya pake. Foundation, maskara, lipen, blush on, dan lain-lain semuanya gak beda sama yang sehari-hari dipake. Saya juga ga aneh-aneh beli brush yang professional atau apalah, karena ujung-ujungnya pake brush murah yang udah nyaman 😄 Oya jangan lupa pastikan tanggal expire dari make-upnya juga. Semakin lama semakin baik.

3. Be alert for discount!

Hampir 90% barang seserahan yang saya beli itu DISKON. Karena saya dan bebeb sudah merencanakan tanggal nikah dari setahun sebelumnya, we got plenty of time to prepare everything. Jadinya kita gak keburu-buru ngisi kotak seserahan. Dan karena udah direncanakan, saya sabar menunggu sampe barang yang saya pengen itu lagi sale alias diskon.

Sebagai kelas menengah ngehe yang hidup di Indonesia dimana e-commerce dan brands kompetisi sikut-sikutan, kita sebagai konsumen sebetulnya sangat sangat diuntungkan. Diskon itu sebuah keniscayaan permisah! Mau beli offline di drugstore dan mall atau beli online via e-commerce, pasti setiap bulan ada aja yang diskon. Mau itu diskon belanja atau harga produk yang emang lagi turun, atau kombinasi keduanya.

Karena saya belinya ga buru-buru, jadi enak nyicilnya. Pas lagi meeting ketemu klien di mall selalu saya sempatkan mampir ke G*ardian atau W*tsons, pasti adaaa aja barang yang kita cari dan lagi diskon 20%, bahkan pernah nemu juga yang lebih dari 50%. Saya juga subscribe semua platform e-commerce dan turn on notifications to get the best deal. Sampe register jadi member juga buat dapet ekstra diskon. Kalau ditotal, saya bisa hemat lebih dari sejuta sendiri dari membership deal dan semua diskon-diskon itu tadi. Lumayan aja apa lumayan banget? 😍

4. Foto pre-wedding

Lagi-lagi berhubung bajet yang terbatas, bagian foto pre-wed ini harus dengan legowo saya masukin ke bagian ‘nice to have’. Kalaupun ga ada, pengaruhnya gak signifikan sama suksesnya acara pernikahan. Jadi sebetulnya di-skip-pun gak apa-apa.

Tapi kalau ada, ya lebih bagus sih. Buat pajangan di gallery foto atau pajangan deket area pintu masuk gedung misalkan. Kurang lengkap memang kalau ga ada foto. Buat prewed ini awalnya kita mau pake jasa teman yang kebetulan fotografer freelancer, tapi timingnya selalu ga pas, apalagi jatah cuti bebeb yang harus kita hemat-hemat buat persiapan Hari “H”. Akhirnya ga jadi-jadi deh janjian fotonya.

Terus gimana?  

Dengan bermodalkan kamera sewaan dan props bunga hidup sisa dari dekorasi nikahan bos di hari sebelumnya, tempat ala kadarnya dan baju yang penting samaan warna, kita bikin foto prewed ala-ala 😀 😀 😀 Itupun kami lupa menyewa tripod akhirnya pake Jenga bricks  yang disusun di atas meja dan ditata biar kameranya bisa tegak berdiri.  Hasilnya diedit sendiri pake Lightroom dan Photoshop. Not bad lah ya buat kualitas foto prewed ‘yang penting ada’ 😀 😀 😀

after 23901809x takes, sampe dapet jepretan yang natural dari timer 😀
yaa gak jelek-jelek amat lah yaa dipajang di gallery

Tips: kalau emang prewed itu wajib buat kalian, usahakan dilakukan maksimal banget 1-2 bulan sebelumnya, biar ga dikejar-kejar waktu buat editing atau foto prewed lagi kalau belum puas sama shot sebelumnya. Kalau pake jasa fotografer maupun videografer profesional pun, make sure kapan mereka bisa deliver foto dan/ videonya ya. Jangan sampe berantem pas mau nikah karena foto atau video prewed kamu belum jadi-jadi.

Selain itu, selalu perhatikan juga cost yang mesti dikeluarkan buat prewed. Bukan cuma cost photo/video (biasanya include: jasa photographer/videographer, sewa alat-alat, plus editing). Ada juga cost sewa tempat prewed, biaya konsumsi, sewa baju dan MUA, sama biaya cetak photo. Itu semua mesti dihitung guys! Kita harus selalu cek paketan dari fotografer: apa udah include sewa alat-alat, jasa editing, biaya transport dan konsumsi. Karena ada beberapa vendor yang ngasih harga cukup murah tapi ternyata cuma jasanya doang. Belum termasuk alat-alat fotonya, dll nya.

5. Perawatan pra-nikah

Bagian ini saya skip permisah!

Idealnya, perawatan pra-nikah itu dilakukan 6-12 bulan sebelum nikah biar kerasa kinclongnya wkwk. Berhubung saya lazy cat, baru kepikiran mau perawatan ya sebulan sebelum nikah. Itupun gak sempet karena ngurusin transferan kerjaan sebelum fully resign dan ngurusin pindahan juga. Alhasil, H-3 kawinan tetep bulukan 🐒 (jangan ditiru yaaa🙈).

Mau ke salon udah terlanjur dipingit sama keluarga. Yaudah deh daripada ga perawatan samsek, akhirnya GO-MASSAGE to the rescue!

Tips: perawatan sebenernya ga mesti mahal-mahal ke salon gengs. Bisa disiasati dengan rajin luluran sendiri 1-2 minggu sekali, rajin maskeran 1-2x seminggu, dan biasakan pake body butter menurut aku cukup membantu sih biar kulit kita lebih terawat. Menipedi juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Jadi budget perawatan bisa difokusin buat facial atau massage yang kualitas, biar lebih fresh dan mayan jadi stress reliever juga. Intinya selama bisa dilakukan rutin sendiri, ya disempetin aja 🙂 ***

(To be continued to Part V)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *